Ikhlas Dalam Berpuasa

  • by

Berpuasa merupakan ibadah yang mulia, sehingga disyaratkan padanya dua perkara sebagaimana disyaratkan pada ibadah lainnya, yaitu ikhlas dalam melakukannya, dan mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ. Tanpa keikhlasan, maka puasa yang dilakukan hanyalah sia-sia belaka.

Rasulullah ﷺ  bersabda:

(مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ‌إِيمَانًا ‌وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذنبه)

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan, dan ihtisab, maka diampuni segala dosa- dosanya yang telah lalu”.

(Muttafaq Alaihi)

Berkata An Nawawi رَحِمَهُ اللهُ  :

مَعْنَى إِيمَانًا تَصْدِيقًا بِأَنَّهُ حَقٌّ مُقْتَصِدٌ فَضِيلَتَهُ وَمَعْنَى احْتِسَابًا أَنْ يُرِيدَ اللَّهَ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا يَقْصِدُ رُؤْيَةَ النَّاسِ وَلَا غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يُخَالِفُ الْإِخْلَاصَ

“Makna iman adalah membenarkan bahwa itu merupakan perkara yang haq, dan bertujuan untuk meraih keutamaannya, dan makna ihtisab adalah dia menginginkan wajah Allah ﷻ  semata, tidak bermaksud agar manusia memperhatikannya, dan yang lainnya dari hal- hal yang dapat menafikan keikhlasan.”

(Syarah Muslim, An Nawawi: 6/ 39)

Al Hafizh Ibnu Hajar رَحِمَهُ اللهُ berkata:

“Yang dimaksud dengan iman adalah meyakini kebenaran wajibnya berpuasa, dan ihtisab adalah mencari pahala dari sisi Allah ﷻ .”

(Fathul Bari: 4/ 115).

✍🏼 Askary Bin Jamal

26 Sya’ban 1443 H

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/751